Wapres Gibran Pastikan Sekolah di Banten Masih Berjalan Normal Pasca Demo Ricuh

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memastikan kepada Gubernur Banten, Andra Soni, bila pembelajaran di wilayah tersebut masih dilakukan secara offline.

Hal tersebut ditanya langsung oleh Wapres Gibran, saat mengunjungi rumah duka keluarga korban pelajar yang tewas dalam aksi unjuk rasa di Jakarta, pada Kamis, 28 Agustus 2025.

“Masih secara offline pak, datang ke sekolah, normal semuanya. Agar lebih mudah pengawasan pak,” ujar Andra Soni.

“Iya, lebih baik offline. Karena lebih terpantau,”ujar Gibran menimpali.

Lebih lanjut Andra Soni menuturkan, bila kebijakan sekolah offline ini juga dibarengi dengan pengawasan yang lebih ketat. Dengan melibatkan dewan guru, terutama guru mata pelajaran yang bergantian.

“Pembelajaran secara offline agar kami bisa mengontrol posisi anak di setiap mata pelajaran dan kemudian bisa melakukan komunikasi dengan orang tua,” katanya.

Dia pun berharap, semoga kejadian ini tidak terjadi lagi. Lalu, kepada keluarga, pelajar dan masyarakat pada umumnya, bisa bersama-sama untuk saling mengawasi.

“Serta bisa beraktivitas normal seperti biasa. Kondisi Banten memang ada penyampaian aspirasi di beberapa tempat, tapi dipastikan aman,”ujarnya.

Momen Wapres Gibran Berikan Santunan dan Takziah ke Rumah Andika Lutfi Pelajar Meninggal karena Demo Rusuh

Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, mendatangi kediaman Andika Lutfi Falah (16), di Blok B5/6, Perumahan Puri Bidara Permai, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (2/9/2025).

Andika adalah pelajar yang meninggal dunia dampak demo 28 Agustus 2025 kemarin berujung ricuh.

Wapres datang mengenakan batik dan disambut orang tua korban, Abdul Gofur dan Sofiatun. Dia langsung menyampaikan duka cita.

“Turut berduka Pak, Bu,” ujar Gibran sembari memeluk ayah Andika dan bersalaman dengan ibunya.

Kronologi Meninggalnya Andika

Orang tua Andika menceritakan kronologis kejadian sebelum keduanya menemukan anak mereka sudah dalam keadaan koma di RS Dr. Muntoharjo.

Gibran sempat kaget ketika mendengar Andika nekat ikut unjuk rasa dan tidak membawa identitas serta handphone. Andika bahkan meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan keluarga.

“Oh enggak bawa handphone dan lainnya?” tanya Gibran.

Setelah mendengar pengakuan orang tua Andika, Gibran kemudian berdoa untuk kepergian remaja 16 tahun itu sembari bersalaman.

“Semoga husnul kotimah, keluarga yang ditinggalkan tabah. Ibu, bapak,” katanya.

Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, mendatangi kediaman Andika Lutfi Falah (16), di Blok B5/6, Perumahan Puri Bidara Permai, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Selasa (2/9/2025). Andika adalah pelajar yang meninggal dunia dampak demo 28 Agustus 2025 kemarin berujung ricuh.

Wapres datang mengenakan batik dan disambut orang tua korban, Abdul Gofur dan Sofiatun. Dia langsung menyampaikan duka cita.

“Turut berduka Pak, Bu,” ujar Gibran sembari memeluk ayah Andika dan bersalaman dengan ibunya.

Presiden Prabowo Sampaikan Belasungkawa

Dalam kesempatan yang sama, Gibran juga menyampaikan ucapan belasungkawa Presiden Prabowo Subianto atas peristiwa meninggalnya Andika

“Pak Wapres tadi menyampaikan, kalau pak Presiden Prabowo menyampaikan salam duka, belasungkawa,” ujar ayah Andika, Abdul Gofur.

Wapres Gibran juga memberikan santunan. Tampak hadir mendampingi Gubernur Banten Andra Soni, Kapolda Banten Brigjen Pol Hengki, dan sejumlah pejabat yang hadir. Rombongan juga sempat menggelar doa bersama untuk kepergian Andika Lutfi Falah.

“Pak Wapres enggak bisa lama-lama, habis ini katanya pak Wapres mau antar pak Presiden ke Bandara,”ujarnya.

Keluarga Tahu Meninggalnya Andika dari Media Sosial

Keluarga menceritakan detik-detik sebelum Andika meninggal dunia. Di hari Kamis lalu, Andika berangkat ke sekolah seperti biasa.

Tetapi di jam 11 siang, keluarga mendapat telepon dari pihak sekolah. Andika dikabarkan meninggalkan sekolah dengan alasan ingin mengantar ibunya sakit.

“Sekolah memberitahu kalau Andika izin jam 11 siang keluar dari sekolah untuk mengantar ibunya. Tapi sampai jam 1 siang, belum sampai rumah,” kata Rofik, paman korban, saat ditemui di rumah duka di kawasan Tigaraksa, Tangerang, Selasa (2/9/2025).

Saat itu, Andika memang tidak membawa handphone ataupun identitas diri. Lantaran alat komunikasi ataupun tanda pengenal pelajarnya hilang dia mendaki di Gunung Gede.

Keluarga Mulai Hubungi Teman-Teman Andika

Keluarga mulai resah dan menghubungi teman-teman korban untuk mencari tahu keberadaan Andika. Sayangnya, keberadaan Andika belum terlacak.

Hingga akhirnya, pada Jumat sore, 29 September 2025, sekitar pukul 17.00 Wib sore, kakak korban, Andrean, mendapat info dari media sosial. Informasi di media sosial itu menyebut ada satu pendemo dalam keadaan kritis namun tanpa identitas di RS Dr. Mintoharjo.

“Akhirnya kakak Andika ini langsung meluncur ke sana, benar itu Andika,” kata Rofi.