Fenomena self-care 2025 menjadi salah satu tren lifestyle yang sedang viral di kalangan generasi muda Indonesia. Fokus pada perawatan diri, baik secara fisik, mental, maupun emosional, kini bukan lagi sekadar tren sesaat, melainkan sudah menjadi bagian penting dari gaya hidup modern.
Dengan semakin tingginya kesadaran akan kesehatan mental, banyak anak muda yang menjadikan fenomena self-care 2025 sebagai prioritas. Mulai dari rutinitas skincare, olahraga ringan, meditasi, journaling, hingga digital detox menjadi aktivitas yang marak dibagikan di media sosial.
Fenomena ini bahkan memengaruhi industri besar, seperti kecantikan, kesehatan, makanan, hingga pariwisata.
Asal-usul Self-Care sebagai Tren Lifestyle
Konsep self-care sebenarnya bukan hal baru. Sejak lama, manusia sudah mengenal berbagai cara merawat diri, baik melalui ritual budaya, tradisi, maupun praktik spiritual. Namun, di era digital, istilah self-care mengalami redefinisi.
Generasi milenial dan Gen Z mendorong pergeseran ini karena mereka lebih terbuka membicarakan kesehatan mental, burnout, dan pentingnya keseimbangan hidup. Pandemi COVID-19 (2020–2022) juga memberi pengaruh besar, ketika banyak orang menyadari pentingnya menjaga diri secara holistik.
Kini, pada 2025, self-care berkembang menjadi gaya hidup viral yang dikaitkan dengan kesejahteraan pribadi sekaligus tren media sosial.
Faktor yang Mendorong Fenomena Self-Care 2025
Beberapa faktor utama yang membuat self-care semakin populer tahun ini antara lain:
-
Kesadaran Kesehatan Mental: Isu depresi, kecemasan, dan burnout lebih sering dibicarakan secara terbuka.
-
Media Sosial: Konten tentang skincare routine, morning routine, hingga journaling viral di TikTok dan Instagram.
-
Industri Kecantikan dan Wellness: Munculnya produk self-care yang dipasarkan khusus untuk Gen Z.
-
Tekanan Sosial: Banyak orang merasa perlu menjaga citra diri sehat dan produktif di era digital.
-
Pergeseran Gaya Hidup Urban: Generasi muda di kota besar mencari cara mengurangi stres akibat pekerjaan.
Kombinasi faktor ini membuat fenomena self-care 2025 tidak hanya sekadar kebiasaan pribadi, tapi juga tren kolektif.
Bentuk-bentuk Self-Care Populer di 2025
Self-care tidak hanya sebatas skincare atau spa, melainkan mencakup berbagai aspek keseharian. Beberapa bentuk yang paling populer antara lain:
-
Skincare dan Beauty Ritual: Perawatan kulit masih jadi simbol utama self-care. Banyak brand kecantikan lokal dan global merilis produk khusus untuk generasi muda.
-
Mindfulness dan Meditasi: Aplikasi meditasi semakin banyak digunakan untuk membantu mengurangi stres.
-
Olahraga Ringan: Yoga, pilates, hingga jalan pagi viral di kalangan pekerja muda.
-
Digital Detox: Mengurangi penggunaan media sosial demi menjaga kesehatan mental.
-
Creative Self-Care: Journaling, menggambar, menulis puisi, atau bermain musik sebagai bentuk ekspresi diri.
-
Travel for Self-Care: Liburan singkat ke alam terbuka, retreat wellness, hingga staycation di hotel dengan fasilitas spa.
Tren ini menunjukkan bahwa self-care adalah hal yang sangat fleksibel, bisa disesuaikan dengan kebutuhan tiap individu.
Self-Care dan Industri Lifestyle
Industri lifestyle mendapat keuntungan besar dari viralnya tren ini. Mulai dari produk skincare, aplikasi meditasi, gym boutique, hingga destinasi wellness travel, semuanya berlomba menawarkan pengalaman self-care.
Beberapa contoh:
-
Brand kecantikan Indonesia merilis kampanye bertema self-love.
-
Startup kesehatan digital menawarkan konsultasi psikologi online.
-
Resort di Bali dan Lombok menghadirkan paket retreat “healing” khusus generasi muda.
Dengan meningkatnya daya beli Gen Z, industri lifestyle akan terus menyesuaikan diri dengan permintaan pasar akan produk dan pengalaman self-care.
Self-Care sebagai Strategi Coping Generasi Muda
Generasi muda, terutama Gen Z, menghadapi tekanan hidup yang besar. Mulai dari persaingan kerja, tuntutan sosial, hingga perubahan iklim global, semuanya menimbulkan rasa cemas.
Self-care kemudian menjadi strategi coping (mekanisme menghadapi tekanan). Dengan melakukan rutinitas perawatan diri, mereka merasa lebih tenang, produktif, dan mampu mengendalikan hidup.
Fenomena ini juga memperlihatkan bahwa self-care bukan sekadar tren estetika, tapi juga bentuk perlawanan terhadap gaya hidup serba cepat dan penuh tekanan.
Kritik terhadap Fenomena Self-Care
Meski populer, fenomena self-care 2025 tidak lepas dari kritik. Beberapa pihak menilai tren ini terlalu dikomersialisasi. Self-care yang seharusnya sederhana, kini sering dianggap identik dengan membeli produk mahal atau mengikuti tren tertentu.
Selain itu, ada kekhawatiran bahwa self-care justru dijadikan pelarian dari masalah nyata tanpa menyentuh akar persoalan, misalnya ketidakadilan sosial, tuntutan ekonomi, atau stres kerja yang sistemik.
Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan antara self-care personal dengan perubahan sosial yang lebih luas.
Self-Care dan Perubahan Pola Konsumsi
Viralnya fenomena self-care 2025 juga memengaruhi pola konsumsi masyarakat. Generasi muda kini lebih memilih mengalokasikan uang untuk pengalaman yang menunjang kesehatan fisik dan mental, dibanding membeli barang mewah semata.
Contoh nyata:
-
Peningkatan jumlah pelanggan aplikasi kesehatan mental.
-
Naiknya tren konsumsi makanan organik dan minuman sehat.
-
Bertumbuhnya komunitas yoga, pilates, hingga meditasi online.
Self-care menjadi indikator bahwa gaya hidup sehat kini dianggap investasi jangka panjang.
Masa Depan Self-Care di Indonesia
Ke depan, tren self-care diprediksi akan semakin berkembang dengan dukungan teknologi. Beberapa kemungkinan perkembangan antara lain:
-
AI Wellness Assistant: Aplikasi berbasis AI yang bisa memberi rekomendasi aktivitas self-care sesuai kondisi penggunanya.
-
Virtual Self-Care Experience: Retreat online dengan meditasi VR atau yoga digital.
-
Produk Hyper-Personalized: Skincare dan suplemen yang disesuaikan dengan DNA individu.
-
Wellness Tourism: Indonesia berpotensi menjadi pusat pariwisata wellness Asia dengan Bali sebagai destinasi utama.
Jika tren ini terus tumbuh, self-care akan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern.
Penutup
Fenomena self-care 2025 mencerminkan perubahan besar dalam pola hidup generasi muda. Dari sekadar rutinitas skincare hingga perjalanan wellness, self-care kini menjadi simbol gaya hidup viral sekaligus kebutuhan nyata.
Meski tidak lepas dari kritik, self-care tetap penting sebagai upaya menjaga keseimbangan hidup di tengah tekanan era digital. Dengan pendekatan yang bijak, self-care bisa menjadi gerakan kolektif menuju masyarakat yang lebih sehat, bahagia, dan produktif.
Referensi
-
Artikel lifestyle di portal berita Indonesia