Hei, Sobat Life! Kalau kamu mulai merasa stres, jenuh, atau hidup di kota makin padat & penuh tekanan, nggak sendirian kok. Banyak orang di Indonesia sekarang beralih ke gaya hidup yang lebih mindful dan “berdekatan dengan alam”—dua hal yang sekarang lagi naik daun: journaling & urban gardening.
Tren ini menarik karena nggak butuh modal besar tapi efeknya bisa nyata ke kesehatan mental & fisik. Jurnal untuk merapikan pikiran, tanaman kota untuk udara segar dan ketenangan visual. Kombinasi keduanya jadi semacam pelarian positif dari rutinitas yang kadang terasa monoton. Artikel ini akan kupas kenapa tren ini makin digemari, manfaatnya, bagaimana cara memulainya, tantangan yang mungkin ditemui, dan bagaimana menjaga konsistensi supaya nggak cuma “sekadar tren” aja.
Kenapa Journaling & Urban Gardening Jadi Tren
-
Kebutuhan kesehatan mental
Di zaman serba cepat & penuh distraksi—kerja remote, notifikasi non-stop, social media—banyak orang butuh waktu untuk “reset”. Journaling membantu dengan memberi ruang untuk refleksi: mencatat apa yang bikin senang, apa yang bikin stres, apa yang bisa diperbaiki. -
Kesadaran akan lingkungan & ruang hijau
Orang kota makin menyadari bahwa ruang terbuka hijau makin langka. Urban gardening jadi solusi mini: menanam tanaman di pot, balkon, taman atap, atau bahkan vertikal garden agar ruang di sekitar kita jadi lebih sejuk & menyenangkan. -
Tren gaya hidup sehat & slow living
Banyak yang mulai capek dengan gaya hidup “fast”—makan cepat, kerja terus-menerus, berharap segalanya instan. Journaling & berkebun di kota cocok dengan filosofi “melambat, menikmati proses”, yang sekarang mulai disambut karena efeknya baik untuk stres, mood, bahkan produktivitas. -
Media sosial & komunitas lokal
Tren ini juga dipopulerkan oleh konten kreator, influencer, dan komunitas yang saling share tips journaling, show garden kecil di balkon, tanaman kesayangan, kualitas jurnal, dan sebagainya. Konten visual yang estetik + before-after tanaman tumbuh = konten yang mudah disukai dan dibagikan.
Manfaat Journaling & Urban Gardening
Kesehatan Mental & Emosional
Mulai dari mood yang lebih stabil, stres menurun, hingga kemampuan memproses emosi jadi lebih baik. Kalau kamu sering kepikiran hal-hal kecil atau bingung apa yang bikin lelah, mencatat di jurnal bisa bantu “klarifikasi” pikiran. Melihat tanaman yang tumbuh pun punya efek terapi visual, bikin pikiran lebih tenang.
Kesehatan Fisik
Tanaman membuat udara sekitar lebih bersih, membantu menyerap polusi udara & CO₂, melepas oksigen. Berkebun ringan pun bisa jadi aktivitas fisik yang menyenangkan—mencangkul pot, menyiram tanaman, memindahkan pot, dan merawat tanaman. Ini gerak yang bagus tanpa harus pergi ke gym.
Hubungan Sosial & Kreativitas
Banyak komunitas urban gardening di kota-kota besar: tukar tanaman, workshop, kelompok berkebun komunitas. Journaling juga bisa jadi ruang kreatif: menggambar, quote, foto, ide, resolusi. Dua hal ini bisa jadi cara ekspresif yang bagus, dan bisa memperluas circle pertemanan dengan orang-orang yang punya minat sama.
Cara Memulai Journaling & Urban Gardening
Mulai Journaling
-
Pilih medium yang kamu suka: buku fisik / jurnal kosong / aplikasi digital
-
Tentukan waktu rutin (misalnya pagi atau malam) untuk menulis minimal beberapa menit
-
Tulis apa saja: perasaanmu hari itu, hal yang kamu syukuri, apa yang ingin dicapai esok hari
-
Gunakan prompts kalau bingung: contohnya “3 hal yang saya bersyukur hari ini”, “hal yang membuat saya stres & kenapa”, “bagaimana cara saya bisa lebih baik esok hari”
Urban Gardening di Ruang Terbatas
-
Manfaatkan pot, polybag, planter di balkon, jendela, bahkan rak dinding
-
Pilih tanaman yang perawatannya gampang & cocok untuk ruang terbuka kecil: tanaman herbal, sayur daun, sukulen, tanaman hias dalam pot
-
Pastikan ada pencahayaan cukup, drainase baik, tanah & pupuk yang memadai
-
Gunakan teknik bertingkat atau vertical garden kalau ruang lantai terbatas
-
Mulai dari satu atau dua tanaman dulu supaya nggak kewalahan
Tantangan & Tips Mengatasinya
-
Konsistensi journals / merawat tanaman bisa sulit: sering lupa, sibuk, tanaman mati etc. Tips: buat reminder, jadikan bagian rutinitas, jangan terlalu ambisius awalnya.
-
Masalah ruang & lingkungan: ruang sempit, sinar matahari terbatas, polusi. Solusi: pilih tanaman toleran rendah cahaya, gunakan lampu tumbuh (grow light), ruangan ventilasi baik.
-
Budget & akses bahan: tanah, pot, pupuk kadang mahal. Solusi: pakai barang bekas, manfaatkan limbah organik sebagai pupuk kompos, tukar tanaman/benih di komunitas.
-
Overwhelm/nge-burn out kalau ekspektasi terlalu tinggi: jangan berpikir harus punya taman besar. Kebahagiaan bisa dari tanaman kecil dan jurnal pendek—even satu kalimat sehari.
Inspirasi dari Indonesia & Contoh Praktik
-
Di Surabaya & kota-kota di Jawa Timur, Festival Ekonomi Syariah (FESyar) mengangkat tema Halal Lifestyle yang juga membahas gaya hidup ramah lingkungan dan nilai-nilai sadar lingkungan, termasuk penggunaan bahan ramah lingkungan dalam fesyen & makanan. Suara Merdeka
-
Komunitas local di Jakarta, Bandung, Yogyakarta & kota besar lainnya sering mengadakan workshop urban gardening & journaling sebagai ruang sosialisasi + sharing tools & tips.
-
Tren aplikasi lifestyle juga mendukung: apps untuk mood tracking, jurnal digital, planning harian, kelompok komunitas tanaman.
Penutup: Buatlah Tren Ini Jadi Kebiasaan
Journaling & urban gardening bukan cuma “tren sesaat” yang lucu-lucuan di medsos—kalau kamu jalani dengan konsisten, efeknya bisa panjang ke kesehatan mental, kualitas hidup, hingga lingkungan sekitar.
Mulailah dari langkah kecil: satu tanaman di pot kecil, satu halaman jurnal tiap hari, dan lihat bagaimana perubahan kecil bisa memberi rasa damai, kejelasan pikiran, dan kebahagiaan sederhana.
So, yuk kita jadikan tren ini bukan cuma gaya, tapi gaya hidup.